Waspada Peredaran Uang PALSU Meningkat Menjelang PEMILU
Daftar Isi
Bekasi:Bank Indonesia akan melakukan sosialisasi ciri-ciri uang asli yang beredar untuk mengantisipasi maraknya peredaran uang palsu sebagai dana kampanye Pemilu 2014.
Kepala Biro Komunikasi Bank Indonesia Rusli Simanjuntak mengatakan umumnya peredaran uang palsu di Indonesia akan terjadi pada saat berlangsungnya kampanye pemilu.
“Karena tiap orang ingin melakukan kampanye, jadi mereka butuh banyak uang, ini yang akan diantisipasi,” kata Rusli kepada wartawan di Bekasi, Sabtu (11/5).
Namun demikian, Rusli menambahkan, tidak berarti dana yang digunakan oleh peserta kampanye adalah uang palsu seluruhnya. “Yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia merupakan bentuk antisipasi saja, jangan sampai ada peningkatan,” katanya.
Mengenai persentase peningkatan jumlah peredaran uang palsu, Rusli sendiri mengaku belum dapat mengungkapkannya. Namun, menurutnya, yang paling banyak peredaran uang palsunya adalah jenis uang kartal (kertas) dibandingkan dengan uang logam.
Adapun sasaran sosialisasi yang akan dilaksanakan Bank Indonesia, kata Rusli, antara lain dengan cara mengunjungi tempat-tempat di mana peredaran uang berlangsung, seperti pasar. “Juga memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah,” katanya.
Sedangkan metode sosialisasi yang akan dilakukan Bank Indonesia antara lain melalui pembuatan iklan layanan masyarakat di berbagai media massa. Selain itu, kata Rusli, Bank Indonesia juga akan membuat semacam selebaran untuk dibagikan kepada masyarakat. “Untuk orang awam akan diberikan penyuluhan,” katanya.
Peredaran uang palsu, menurut Rusli, kebanyakan berlangsung di Pulau Jawa dibandingkan pulau lainnya. “Prioritas kita di Jawa dulu,” katanya. Sedangkan realisasinya, akan dilakukan Bank Indonesia dalam waktu dekat.TEMPO Interaktif
“Karena tiap orang ingin melakukan kampanye, jadi mereka butuh banyak uang, ini yang akan diantisipasi,” kata Rusli kepada wartawan di Bekasi, Sabtu (11/5).
Namun demikian, Rusli menambahkan, tidak berarti dana yang digunakan oleh peserta kampanye adalah uang palsu seluruhnya. “Yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia merupakan bentuk antisipasi saja, jangan sampai ada peningkatan,” katanya.
Mengenai persentase peningkatan jumlah peredaran uang palsu, Rusli sendiri mengaku belum dapat mengungkapkannya. Namun, menurutnya, yang paling banyak peredaran uang palsunya adalah jenis uang kartal (kertas) dibandingkan dengan uang logam.
Adapun sasaran sosialisasi yang akan dilaksanakan Bank Indonesia, kata Rusli, antara lain dengan cara mengunjungi tempat-tempat di mana peredaran uang berlangsung, seperti pasar. “Juga memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah,” katanya.
Sedangkan metode sosialisasi yang akan dilakukan Bank Indonesia antara lain melalui pembuatan iklan layanan masyarakat di berbagai media massa. Selain itu, kata Rusli, Bank Indonesia juga akan membuat semacam selebaran untuk dibagikan kepada masyarakat. “Untuk orang awam akan diberikan penyuluhan,” katanya.
Peredaran uang palsu, menurut Rusli, kebanyakan berlangsung di Pulau Jawa dibandingkan pulau lainnya. “Prioritas kita di Jawa dulu,” katanya. Sedangkan realisasinya, akan dilakukan Bank Indonesia dalam waktu dekat.TEMPO Interaktif