Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Awas, Malaysia Ingin Kuasai Naskah Kuno Indonesia

Kemiskinan finansial masyarakat Indonesia bakal diperparah kemiskinan sejarah. Hal itu disebabkan banyaknya naskah kuno milik Indonesia yang dicaplok negara asing. Meski sudah ada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 yang mengatur …

Kemiskinan finansial masyarakat Indonesia bakal diperparah kemiskinan sejarah. Hal itu disebabkan banyaknya naskah kuno milik Indonesia yang dicaplok negara asing. Meski sudah ada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 yang mengatur tentang larangan penjualan benda cagar budaya, termasuk di dalamnya naskah-naskah kuno, kenyataannya pencaplokan masih terus terjadi.
Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Oman Fathurahman dalam surat elektroniknya, Selasa (16/07/2013) mengatakan, negara yang sangat berkepentingan menguasai naskah kuno Indonesia adalah Malaysia. Meski yang ingin diakuisisi terbatas pada naskah-naskah Melayu, naskah-naskah Melayu ini merupakan bagian terbesar dari naskah kuno Indonesia.

”Dalam pertemuan tahun 2005 di Kuala Lumpur, secara eksplisit Perpustakaan Negara Malaysia mencanangkan program akuisisi guna mengembangkan koleksi naskah Melayu karena bahasa dan peradaban Melayu adalah bagian dari identitas yang sedang dibangun,” ujarnya.

Negara lain di Eropa, seperti Inggris dan Belanda, menurut Oman, terikat kesepakatan dengan UNESCO bahwa mereka tidak diperkenankan mengakuisisi benda cagar budaya dari negara lain untuk koleksi. Namun, tidak dimungkiri, ada transaksi- transaksi naskah kuno yang terjadi antarindividu dan luput dari pengamatan.

Terkait keberadaan naskah Indonesia di luar negeri, dikatakan Oman, terbanyak di Belanda dan Inggris. Khusus mengenai naskah Indonesia di British Library ada sekitar 500 naskah dalam berbagai bahasa, hampir semuanya sudah dideskripsikan dalam katalog. Dari 500 naskah itu, sekitar 270 naskah berbahasa Jawa, termasuk 75 naskah dari Yogyakarta. Sebagian di antaranya merupakan hasil rampasan dari Keraton Yogya dan dibawa ke Inggris oleh dua asisten Raffles, John Crawfurd dan Colin Mackenzie.

Sebanyak 83 naskah Jawa yang tersimpan di Inggris (75 dari British Library, 8 dari Royal Asiatic Society dan juga John Rylands University Library, Manchester), dimikrofilmkan dan menghasilkan 60 rol mikrofilm.@aziz

sumber : http://www.lensaindonesia.com/2013/07/16/malaysia-caplok-naskah-kuno-indonesia.html

1 komentar