Ternyata Microwave Berakibat Buruk Bagi Kesehatan
Daftar Isi
Jakarta, Saat ini, demi kepraktisan dan hemat waktu ada beberapa orang yang mengambil makanan dari lemari pendingin kemudian memasaknya di microwave. Dalam waktu tiga menit saja, makanan sudah siap disantap.
Tapi, tahukah Anda bahwa memasak makanan menggunakan microwave sebenarnya justru tidak baik bagi kesehatan? seperti dilansir Medical Daily, Selasa (13/8/2013), berikut ini lima masalah kesehatan yang terdapat di balik penggunaan microwave untuk memasak:
1. Nutrisi makanan hilang
Memanaskan makanan di microwave bisa menanggalkan nutrisi asli makanan tersebut. Apa yang awalnya disebut sepiring makanan bergizi telah berubah menjadi 'makanan mati' karena pemanasan dielektrik gelombang mikro. "Mereka akan terpental di sekitar microwave Anda dan akan diserap oleh makanan yang Anda masukkan ke dalamnya," tulis Dr Joseph M.Mercola, dokter berlisensi sekaligus ahli bedah.
Molekul air yang berputar dengan cepat diiringi frekuensi tinggi pada microwave menghasilkan gesekan molekul yang bisa memanaskan makanan. Hal ini menyebabkan struktur molekul dalam makanan berubah sehingga kandungan gizi dalam makanan juga berkurang.
2. Menghancurkan vitamin B-12 dan kandungan gizi pada ASI
Manfaat dari vitamin B-12 akan segera hilang setelah dipanaskan di microwave. Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry, peneliti memutuskan untuk meneliti efek pemanasan microwave terhadap hilangnya vitamin B-12 pada makanan baku seperti daging sapi, babi, dan susu. Hasil penelitian menunjukkan ada 30 sampai 40 persen vitamin yang hilang akibat paparan microwave. Pergeseran vitamin B-12 menjadi bentuk tidak aktif ditemukan dalam makanan selama proses pemanasan di microwave.
Zat-zat pelawan bakteri dalam ASI juga hancur saat dipanaskan di microwave. Temuan yang dipubikasikan dalam jurnal Pediatrics memeriksa praktek umum penggunaan microwave untuk memanaskan ASI beku. Peneliti menguji 22 sampel ASI beku untuk menguji kegiatan lisozim dan antibodi dengan memanaskan sampel selama 30 detik dengan dua pengaturan suhu yaitu rendah dan tinggi.
ASI yang dipanaskan di suhu tinggi memiliki pertumbuhan E Coli lebih besar yakni 18 kali lebih tinggi dibandingkan ASI yang tidak dipanaskan. ASI yang dipanaskan dengan suhu rendah juga mengalami penurunan aktivitas lisozim dan meningkatkan pertumbuhan bakteri berbahaya bagi bayi.
3. Menimbulkan karsinogen pada makanan
Ketika Anda memanaskan makanan yang dibungkus dengan plastik dalam microwave, Anda bisa membuat karsinogen atau zat penyebab kanker dalam makanan tersebut. Berdasarkan penelitian di Rusia dan studi di Jerman, pemerintah Rusia mengeluarkan peringatan tentang bahaya microwave bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Menurut foodbabe.com, pembungkus makanan mengandung bahan kimia beracun seperti BPA, polyethylene terpthalate (PET), benzena, toluena, dan xilena. Wadah plastik yang digunakan untuk memanaskan makanan melepaskan karsinogen bersama dengan racun berbahaya lainnya ke dalam makanan Anda yang kemudian diserap oleh tubuh.
4. Mengubah komposisi darah
Dalam sebuah studi klinis di Swiss, peneliti menemukan perubahan darah pada individu yang mengkonsumsi susu dan sayuran yang dipanaskan di microwave. Delapan peserta mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan cara berbeda, salah satunya dipanaskan menggunakan microwave. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel darah merah menurun sementara jumlah sel darah putih meningkat seiring dengan kadar kolesterol. Radiasi non-ionizing microwave bisa mempengaruhi perubahan dalam darah dan detak jantung Anda.
5. Mengubah detak jantung
Microwave bisa memberi efek langsung pada tubuh karena radiasi gelombang mikro 2,4 GHz yang dihasilkannya. Sebuah studi yang dilakukan Dr Magda Havas dari Trent University menemukan bahwa tingkat radiasi yang dipancarakan microwave mempengaruhi denyut jantung dan variabilitas denyut jantung. Jika Anda mengalami detak jantung tak beraturan atau nyeri dada karena terlalu sering mengkonsumsi makanan dari microwave, sebaiknya hentikan penggunaan microwave tersebut.
Tapi, tahukah Anda bahwa memasak makanan menggunakan microwave sebenarnya justru tidak baik bagi kesehatan? seperti dilansir Medical Daily, Selasa (13/8/2013), berikut ini lima masalah kesehatan yang terdapat di balik penggunaan microwave untuk memasak:
1. Nutrisi makanan hilang
Memanaskan makanan di microwave bisa menanggalkan nutrisi asli makanan tersebut. Apa yang awalnya disebut sepiring makanan bergizi telah berubah menjadi 'makanan mati' karena pemanasan dielektrik gelombang mikro. "Mereka akan terpental di sekitar microwave Anda dan akan diserap oleh makanan yang Anda masukkan ke dalamnya," tulis Dr Joseph M.Mercola, dokter berlisensi sekaligus ahli bedah.
Molekul air yang berputar dengan cepat diiringi frekuensi tinggi pada microwave menghasilkan gesekan molekul yang bisa memanaskan makanan. Hal ini menyebabkan struktur molekul dalam makanan berubah sehingga kandungan gizi dalam makanan juga berkurang.
2. Menghancurkan vitamin B-12 dan kandungan gizi pada ASI
Manfaat dari vitamin B-12 akan segera hilang setelah dipanaskan di microwave. Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry, peneliti memutuskan untuk meneliti efek pemanasan microwave terhadap hilangnya vitamin B-12 pada makanan baku seperti daging sapi, babi, dan susu. Hasil penelitian menunjukkan ada 30 sampai 40 persen vitamin yang hilang akibat paparan microwave. Pergeseran vitamin B-12 menjadi bentuk tidak aktif ditemukan dalam makanan selama proses pemanasan di microwave.
Zat-zat pelawan bakteri dalam ASI juga hancur saat dipanaskan di microwave. Temuan yang dipubikasikan dalam jurnal Pediatrics memeriksa praktek umum penggunaan microwave untuk memanaskan ASI beku. Peneliti menguji 22 sampel ASI beku untuk menguji kegiatan lisozim dan antibodi dengan memanaskan sampel selama 30 detik dengan dua pengaturan suhu yaitu rendah dan tinggi.
ASI yang dipanaskan di suhu tinggi memiliki pertumbuhan E Coli lebih besar yakni 18 kali lebih tinggi dibandingkan ASI yang tidak dipanaskan. ASI yang dipanaskan dengan suhu rendah juga mengalami penurunan aktivitas lisozim dan meningkatkan pertumbuhan bakteri berbahaya bagi bayi.
3. Menimbulkan karsinogen pada makanan
Ketika Anda memanaskan makanan yang dibungkus dengan plastik dalam microwave, Anda bisa membuat karsinogen atau zat penyebab kanker dalam makanan tersebut. Berdasarkan penelitian di Rusia dan studi di Jerman, pemerintah Rusia mengeluarkan peringatan tentang bahaya microwave bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Menurut foodbabe.com, pembungkus makanan mengandung bahan kimia beracun seperti BPA, polyethylene terpthalate (PET), benzena, toluena, dan xilena. Wadah plastik yang digunakan untuk memanaskan makanan melepaskan karsinogen bersama dengan racun berbahaya lainnya ke dalam makanan Anda yang kemudian diserap oleh tubuh.
4. Mengubah komposisi darah
Dalam sebuah studi klinis di Swiss, peneliti menemukan perubahan darah pada individu yang mengkonsumsi susu dan sayuran yang dipanaskan di microwave. Delapan peserta mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan cara berbeda, salah satunya dipanaskan menggunakan microwave. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel darah merah menurun sementara jumlah sel darah putih meningkat seiring dengan kadar kolesterol. Radiasi non-ionizing microwave bisa mempengaruhi perubahan dalam darah dan detak jantung Anda.
5. Mengubah detak jantung
Microwave bisa memberi efek langsung pada tubuh karena radiasi gelombang mikro 2,4 GHz yang dihasilkannya. Sebuah studi yang dilakukan Dr Magda Havas dari Trent University menemukan bahwa tingkat radiasi yang dipancarakan microwave mempengaruhi denyut jantung dan variabilitas denyut jantung. Jika Anda mengalami detak jantung tak beraturan atau nyeri dada karena terlalu sering mengkonsumsi makanan dari microwave, sebaiknya hentikan penggunaan microwave tersebut.