Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Kontroversi Pro Kontra Miss World 2013, Apa Iya Harus Perang?

Acara miss world 2013 yang diadakan di bali terus menuai kecaman dan pembelaan. Ini membuat situasi semakin panas, Pasalnya Semua pihak baik yang Pro atau pun Kontra sama-sama menyatakan perang atau sama-sama keras kepala. Ini di…

Acara miss world 2013 yang diadakan di bali terus menuai kecaman dan pembelaan. Ini membuat situasi semakin panas, Pasalnya Semua pihak baik yang Pro atau pun Kontra sama-sama menyatakan perang atau sama-sama keras kepala.
Ini dia yang dukung Miss World 3013, Warga Bali siap perang.

“Di media massa disebutkan, jika Miss World tetap digelar, FPI akan menguber panitianya. "Kalau aparat masih melindungi, akan kita tolak," ujar Misbahul Anam, Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI, dikutip dari media massa. Saya sempat takut. Tapi syukurlah, di media massa juga dikutip ucapan Jero Gede Suwena, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali, yang mendukung kontes Miss World. Ini membuat ketakutan saya sirna karena MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan". Apalagi Kepolisian Daerah Bali siap mengamankan perhelatan internasional itu. Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang juga mantan petinggi polisi, mendukung penuh acara budaya yang bersifat internasional ini. Rasanya tak mungkin FPI datang ke Bali dan main uber-uberan,” tulis Putu Setia seperti dikutip Tempo, Ahad (1/9/2013).

MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan".

Ternyata, hal senada pun disampaikan oleh Aliansi Hindu Muda Indonesia (AHMI) Bali. Mereka turun ke jalan mengajak masyarakat di Pulau Dewata bersama-sama mendukung ajang bertaraf internasional tersebut.

Ratusan massa menggelar aksi di sekitar Lapangan Puputan Badung atau depan Kantor Wali Kota Denpasar. Mereka juga melengkapi diri dengan beberapa bendera dan spanduk dukungan untuk Miss World 2013.

Koordinator Aliansi Hindu Muda Indonesia Bali I Gede Mas Megantara menyatakan jika penolakan yang dilakukan MUI dan juga FPI terhadap kontes Miss Word di Bali sangat tidak beralasan. "Kontes Miss World itu bukan pamer aurat atau porno aksi. Panitia sudah berjanji bahwa tidak ada itu istilah bikini. Mereka tetap akan mengikuti adat dan budaya Bali. Jadi tidak ada yang perlu dipersoalkan dalam kontes Miss World itu sendiri," ujar Megantara, di Denpasar, seperti dikutip beritabali.com, Senin (2/9/2013).

"Urus saja moralmu sendiri, Bali tidak ikut campur urusan MUI. MUI jangan ikut-ikutan urus Bali, ini wilayah adat Hindu bung, Miss World itu ada di Bali. Usir Ormas agama pengganggu di Bali. Kami menolak MUI ikut campur dalam urusan Bali. Warga Bali siap hadapi Ormas Islam anti Pancasila yang mengganggu keamanan Bali,"imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ustadz Abu Jibril ini menyatakan bahwa mujahidin siap menghadapi perang puputan dengan jihad fi sabilillah.

Terlalu Lebay ini berita ya,, yang saya kutip dari voa-islam.com

Menteri Agama Pun Ikut Bicara dan Menolak Miss World :
Menteri Agama, Suryadharma Ali berharap panitia penyelenggara ajang kecantikan Miss World 2013 mempertimbangkan pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar kegiatan itu tidak dilaksanakan di Indonesia. "Saya minta, penyelenggara memperhatikan itu," kata Menag usai peletakan batu pertama pembangunan gedung Raudlatul Athfal Yayasan Perguruan Khairul Imam milik Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azwar di Medan, Kamis (29/8).

Selain itu, Menag juga mengharapkan seluruh instansi yang berwenang dalam mengeluarkan izin penyelenggaraan Miss World untuk memperhatikan penjelasan dan pertimbangan MUI dengan sungguh-sunguh. Keinginan dan larangan MUI tersebut dinilai untuk kepentingan jangka panjang dan upaya agar penyelenggara Miss World tidak menimbulkan kontroversi. "Kemajuan sih kemajuan, tetapi tetap etika bangsa dijaga, budaya bangsa harus tetap dijaga," katanya.

Ini Aksi Penolakan FPI dan Ormas Islan Lainya,
"Kita dudukin di sana, kita tangkap kecoa yang banyak dan kotoran kita lemparin ke sana. Kalau perlu 'jumrah' sekalian," sahut salah satu ulama FPI dari mobil orasi yang langsung disambut riuh demonstran lain dalam longmarch dari Hotel Indonesia (HI) menuju gedung Kantor MNC, Selasa (3/9).

Menurutnya, perbuatan itu sah-sah saja dan tidak melanggar hukum mengingat tidak ada pasal yang melarang membawa kecoa.

Tak hanya FPI, beberapa ormas islam seperti Gerakan Reformasi Islam (Garis), Laskar Pembela Islam (LPI) juga ikut mengambil bagian dalam aksi tersebut.

Ia menilai, belum ada perhitungan secara ilmiah yang bisa membenarkan teori itu. Sebaliknya, ia meyakini kapitalisme bisnis fashion dan kosmetik bakal melonjak. Dan dalam hal ini, justru produk internasional yang akan dominan.
“Omong kosong dengan adanya Miss World sarung Bali akan diangkat ke dunia internasional,” kata Bachtiar. Ia menolak karena secara konsep dan ideologi sangat bertentangan dengan kearifan lokal bangsa Indonesia.

Menurut dia, ada kekeliruan logika ketika muncul pernyataan Indonesia harus berbangga karena menjadi negara Asia Tenggara pertama sebagai tuan rumah Miss World. “Ini bukan kebanggaan. Kita seharusnya merasa dilecehkan.”

Menurut Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir, Miss World hanya berpihak pada kapitalisme. “Ini cuma teori yang dibuat, dengan diselenggarakan ajang maksiat ini di Indonesia investor datang dan produk Indonesia laku.”

"Sampai hari ini, hampir 60 ormas islam yang sudah menolak secara resmi. Artinya, kalau ini diabaikan, ini dianggap sebagai pelecehan. Terakhir tadi pagi Muhammadiyah dan NU juga resmi katanya menolak,"

Dan ini MUI akhirnya menyerahkan semuanya ke Pemerintah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, kini semua keputusan mengenai penyelenggaraan Miss World berada di tangan pemerintah. Mereka, jelas Ketua MUI Amidhan, yang akan menetapkan apakah acara itu masih dapat berjalan atau sebaliknya.

“Kami sudah menyampaikan aspirasi umat Islam yang tegas menolak Miss World,” kata Amidhan, Kamis (29/8). Lembaganya, jelas dia, hanya menetapkan fatwa penolakan. Dengan demikian, kewajiban moral sudah dijalankan.

Pemerintah Melalui Kapolri telah memberikan Izin terhadap penyelenggaraan Miss World 2013 di Bali.

Tidak ada komentar