Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

PLN Lampung, Mati Lampu atau Pemadaman Listrik Bergilir Hingga 17 September

Masyarakat Lampung tampaknya harus bersabar hingga 17 September mendatang untuk benar-benar bisa menikmati aliran listrik secara normal.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Lampung pun mengimbau masyarakat agar berhemat…

Masyarakat Lampung tampaknya harus bersabar hingga 17 September mendatang untuk benar-benar bisa menikmati aliran listrik secara normal.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Lampung pun mengimbau masyarakat agar berhemat dengan mematikan setidaknya dua buah lampu setara 20 watt pada waktu beban puncak pukul 18.00-22.00 WIB.
Penyebab pemadaman listrik bergilir yang telah terjadi tiga pekan terakhir ini masih akibat gangguan pada transmisi Bukit Kemuning-Kotabumi.
"Untuk pemulihannya, sudah secara bertahap," ujar Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN Distribusi Lampung I Ketut Darpa melalui ponsel, Senin (2/9/2013) malam.
Ketut menjelaskan, hingga 17 September, PLN akan melakukan pengurangan beban listrik sehubungan dengan pemeliharaan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan Unit III serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulu Belu Unit I.
Ketut mengungkapkan, PLTU Tarahan Unit III akan melaksanakan pemeliharaan boiler pada 1-8 September.
"Sementara PLTP Ulu Belu Unit 1 sudah jatuh tempo untuk menjalani pemeliharaan tahunan yang sudah terjadwal dan harus terlaksana 1-17 September," katanya.
Dengan demikian, Ketut menerangkan, dua pembangkit listrik tersebut tidak bisa beroperasi selama periode pemeliharaan. Di sisi lain, menurut dia, kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai tidak bisa maksimal karena berkurangnya debit air. "Untuk PLTA Batu Tegi, prioritasnya untuk pengairan," imbuhnya.
Dengan kondisi defisitnya pasokan listrik, Ketut menjelaskan, pihaknya akan melakukan pengurangan beban listrik khususnya pada malam hari yang merupakan waktu beban puncak. Pengurangannya berkisar 50-100 MW.

Sedangkan pada siang hari di luar waktu beban puncak, pengurangannya menyesuaikan kondisi sistem interkoneksi Sumatera Selatan.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada pelanggan rumah tangga untuk hemat energi listrik dengan mematikan dua buah lampu setara 20 watt pada waktu beban puncak pukul 18.00-22.00 WIB.
"Jika seluruh pelanggan rumah tangga di Lampung yang berjumlah 1.392.000 secara serentak melakukan hal ini, maka bisa menurunkan pemakaian listrik sebesar lebih kurang 26 MW (20 watt x 1.392.000 pelanggan = 26 MW)," papar Ketut.

Sumber:tribun lampung

4 komentar

  1. pada pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Pelayanan Publik menyatakan perbaikan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat menyatakan dilarang mengakibatkan terhentinya kegiatan pelayanan publik.

    "Jadi, tidak ada alasan sebenarnya meski dalam perbaikan, sehingga mengakibatkan listrik padam hampir di seluruh wilayah Lampung,"

    PLN harus mengacu pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sehingga mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.


    Dri tribun lagi.

    BalasHapus
  2. bandar lampung mati lampu bolak balik.. pln emang asu.. semoga cepet mati itu direkturnya

    BalasHapus
  3. bandar lampung mati lampu bolak balik.. pln emang asu.. semoga cepet mati itu direkturnya

    BalasHapus