Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

[Kebal Hukum] IDI Ancam Masyarakat Biar Tahu Bagaimana Rasanya Tanpa Dokter

Sekitar 500 dokter dari berbagai rumah sakit di Kota Surakarta, Jawa Tengah, menggelar aksi unjuk rasa di Kompleks Manahan Kota Surakarta.

Juru bicara aksi para dokter tersebut, dokter Fathoni mengatakan, aksi tersebut sebagai be…

Sekitar 500 dokter dari berbagai rumah sakit di Kota Surakarta, Jawa Tengah, menggelar aksi unjuk rasa di Kompleks Manahan Kota Surakarta.

Juru bicara aksi para dokter tersebut, dokter Fathoni mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kriminalisasi terhadap profesi dokter. Dokter Fathoni, yang juga menjadi penasehat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di kota Surakarta tersebut menegaskan, seluruh aktifitas dokter di rumah sakit, maupun praktik pribadi, serentak diliburkan, kecuali dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas rekan-rekan sejawat kita, para aparat penegak hukum menahan dan memenjarakan dokter Ayu dan kawan-kawan. Semua aktivitas dokter di Surakarta kita liburkan, baik itu yang praktek di rumah sakit, puskesmas, poliklinik maupun praktek pribadi semua libur hari ini. Masyarakat biar tahu bagaimana rasanya tanpa dokter. Tak ada dokter yang bertindak. Semua dokter, bukan hanya dokter kandungan atau SPOG saja. Semua dokter umum, spesialis, libur semua. Kecuali dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat,” kata dokter Fathoni saat melakukan aksi unjuk rasa di Surakarta, Rabu (27/11).

Aksi demo para dokter membuat aktifitas di sejumlah rumah sakit tampak sepi. Puluhan warga yang hendak periksa rutin ke Rumah Sakit Dokter Muwardi kota Surakarta terpaksa pulang karena aksi mogok para dokter.

Para calon pasien yang berasal dari kota Surakarta dianjurkan oleh sejumlah satpam untuk kembali lagi besok. Sedangkan dari luar kota Surakarta diarahkan ke ruang IGD. Aktifitas IGD tampak normal dengan sejumlah dokter yang bertugas jaga atau piket.

sumber :
http://www.portalkbr.com/nusantara/jawabali/3038356_5538.html

Wakil Ketua MK: Profesi Montir Lebih Sulit daripada Dokter

Para dokter menolak dakwaan malpraktik yang dilakukan dr Ayu saat bertugas menangani pasien. Wakil Ketua MK Arief Hidayat berkomentar penanganan yang dilakukan dokter terhadap pasien lebih mudah daripada pekerjaan montir.

"Jadi, profesi montir itu lebih sulit daripada profesi dokter," kata Arief setengah berseloroh, Jumat (29/11/2013).

Arief berbicara dalam seminar 'Dekonstruksi Gerakan dan Pemikiran Hukum Progresif' di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah. Komentar Arief disambut tawa sekitar 500 akademisi hukum yang memenuhi ruangan.

Arief menyimpulkan pekerjaan dokter lebih mudah daripada montir lantaran hasil kerja dua profesi itu direspon berbeda oleh orang-orang. Montir lebih sering menerima respon tak mengenakkan dibandingkan dokter.

"Dokter itu profesi paling enak. Yang menyembuhkan pasien itu Tuhan, tapi yang dapat honor malah dokter. Lalu kalau pasien sampai meninggal padahal sudah ditangani, dokter gampang saja tinggal bilang, 'Ini sudah nasib, saya sudah berusaha sekuat tenaga'," tutur Arief agak melucu.

"Sedangkan montir mobil, kalau hasil kerjanya bagus maka kita bayar. Tapi kalau mobilnya malah tambah rusak, orang nggak akan bisa bilang, 'ini sudah jadi takdir'," sambung Arief disambut tawa seisi ruangan.

 http://news.detik..com/read/2013/11/30/024243/2428331/10/wakil-ketua-mk-profesi-montir-lebih-sulit-daripada-dokter?n991102605

Tidak ada komentar