Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Dicurangi Atlet Tuan Rumah, Pelari Indonesia Menangis

Indonesia Mungkin Sudah Biasa di Curangi oleh Bangsa Lain, dan "Saya Prihatin" kata bpk Presi kita - Triyaningsih tertunduk lesu saat masuk garis finis. Bahkan air matanya menetes tak tertahankan setelah hanya menjadi r…

Indonesia Mungkin Sudah Biasa di Curangi oleh Bangsa Lain, dan "Saya Prihatin" kata bpk Presi kita - Triyaningsih tertunduk lesu saat masuk garis finis. Bahkan air matanya menetes tak tertahankan setelah hanya menjadi runner-up di nomor favoritnya lari 5.000 meter di lintasan lari Wunna Theikdi Stadium, Naypyitaw, Myanmar pada SEA Games 2013 hari ke-14, kemarin.


Air mata Triya mengalir bercampur dengan keringat yang membanjiri mukanya. Atlet jebolan Diklat Salatiga Jawa Tengah ini menangis bukan semata karena gagal mempertahankan medali emas. Ia mengucurkan air mata sebab merasa dicurangi oleh pihak tuan rumah hingga hanya meraih medali perak.

Medali emas di nomor ini jatuh ke tangan atlet tuan rumah, Phyu War Thet. Medali perunggu juga disabet pelari Myanmar Khin Mar Sal. Kubu Indonesia kemudian menilai kemenangan War Thet kontroversial. Mereka menyebut ada kecurangan yang jelas-jelas dilakukan oleh si atlet yakni keluar dari jalur. Tim Indonesia pun mengajukan protes resmi.

"Benar, kami protes karena ingin menegakkan aturan. Seharusnya atlet tuan rumah didiskualifikasi," kata manajer atletik Indonesia, Paulus Lay, usai perlombaan.

Menurut dia, kemenangan tuan rumah harus didiskualifikasi karena sang atlet keluar dari jalur. Itu terlihat jelas pada layar televisi yang ditayangkan di stadion. Bahkan pemutaran tayangan dilakukan dua kali. "Terlihat jelas di layar, tapi juri tidak mendiskualifikasi. Makanya kita protes," katanya.

Wasit atletik, Soe Han, sempat mendatangi Paulus Lay. Ia meminta rekaman video untuk memastikan adanya pelanggaran tersebut. "Kenapa minta ke kami, ofisial pasti punya rekamannya," katanya.

Catatan waktu Triya yang terpaut jauh dengan War Thet kian menegaskan kecurigaan tersebut. Triyanigsih mencatatkan waktu 16 menit 24,36 detik. Sedang Phyu War Thet melesat dengan catatan waktu 16 menit 06,1 detik. Peraih perunggu Khin Mar Sal mengemas waktu 17 menit 37,57 detik.

Triyanigsih memang jadi andalan di nomor 5.000 meter, dan 10 ribu meter. Ia adalah juara bertahan di nomor tersebut, termasuk juga meraih medali emas di nomor maraton pada SEA Games 2011 lalu. Pada PON 2012 Riau juga menyumbangkan dua medali emas (lari 5.000 dan 10 ribu meter) untuk kontingen Jawa Tengah.

Namun, karena mepetnya waktu maraton dengan nomor 5.000 m di SEA Games kali ini, maka Triya melepas nomor maraton, dan fokus di nomor 5.000 m, serta 10.000 meter yang dijdwalkan berlangsung Kamis (19/12/2013) besok. Sayangnya, "pengorbanan" itu tak menjadi sia-sia karena ia kemudian tetap gagal mempersembahkan emas.

Dengan protes ini, data resmi catatan waktu belum dikeluarkan panitia. Meski demikian, demi menguatkan protes pihak panitia meminta pendamping Indonesia menyertakan rekaman perlombaan.

Jika Phyu War Thet terbukti berpindah jalur, ia akan didiskualifikasi dan medali emas otomatis akan menjadi milik Triyaningsih. Namun sampai kemarin sore, belum ada kabar tentang pengajuan protes tersebut.

Di nomor 5.000 meter putra, Indonesia juga gagal mempertahankan medali emas Agus Prayogo, yang juara bertahan hanya mampu menduduki posisi kelima dengan waktu 14 menit 51,91 detik.

Di nomor ini, Indonesia hanya mampu meraih medali perunggu melalui Ridwan. Medali emas jatuh ke tangan atlet Vietnam, Van Lai Nguyen, dengan perak menjadi milik Boonthung Srisung dari Thailand.

 http://www.tribunnews.com/sport/2013/12/18/dicurangi-atlet-tuan-rumah-pelari-indonesia-menangis

Tidak ada komentar