Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Siswi SMAN 3 Surabaya Jual Ginjal

Karena iba melihat kondisi bapak, ibu dan adiknya sakit tak berkesudahan, Nurul Faridatul Hasanah (18) berencana menjual ginjal miliknya seharga Rp 70 juta. Uang itu akan digunakan Nurul untuk membantu biaya pengobatan.
Siswi kel…

Karena iba melihat kondisi bapak, ibu dan adiknya sakit tak berkesudahan, Nurul Faridatul Hasanah (18) berencana menjual ginjal miliknya seharga Rp 70 juta. Uang itu akan digunakan Nurul untuk membantu biaya pengobatan.
Siswi kelas XII SMA Negeri 3 Surabaya itu mengaku, telah menawarkan ginjalnya kepada salah seorang teman sekelas melalui pesan singkat. Teman Nurul berniat ingin membantu dan ikut menjualkan. Namun, aksi tersebut langsung ditentang oleh beberapa teman se kelasnya.

Penderitaan Nurul berawal saat ibunya mengeluh tidak memiliki uang sepeser pun. Padahal, biaya kebutuhan hidup keluarganya tak hanya untuk membayar uang kontrakan rumah dan sekolah saja, melainkan juga untuk berobat ayah (Dedik) yang mengalami stroke sejak 2013, sang ibu (Nurhayati) mengidap kista dan adik ketiganya (Ayu) menderita kanker kelenjar getah bening di bagian bawah telinga kirinya sejak sekolah dasar.

"Perlu uang jutaan rupiah setiap bulannya untuk biaya ** SENSOR ** ayah, dan adik. Kalau ibu gak pernah kontrol mbak. Sebelum itu, ibu bilang pinjam uang rentenir untuk pengobatan senilai Rp 12 juta, tetapi kita diminta bayar Rp 21 juta," ungkap anak kedua dari lima bersaudara tersebut.

Ayah Nurul, Dedik Susanto (50) bekerja sebagai seorang guru bahasa Indonesia di SMPN 13 Surabaya. Ibunya, Nurhayati (42) bekerja sebagai tukang cuci dan setrika serabutan. Jika ditotal penghasilan perbulan keluarganya, kata Nurul, sekitar Rp 3 juta.

"Tetapi itu masih harus dipotong ini itu mbak, saya gak kuat lihat kondisi ibu yang terus menangis. Buat makan aja kata ibu gak punya. Soalnya dipotong untuk bayar hutang dan lain-lain. Makanya saya langsung kepikiran jual ginjal mbak," katanya berkaca-kaca.

Nurul tinggal bersama empat saudara kandungnya, Nurlil Awaludin Hassal (21), Nursanto Yusuf Novriansyah (14), Nur Ayu Fanya (13), dan M. Nuraminudin (7).

Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil berukuran 3x7 meter, di sekitar tambak Bulak Banteng Bandarejo Utama Nomer 6 Surabaya. Rumah tersebut terkesan kumuh, dipenuhi tiga buah kasur dan berbagai perabotan lainnya. Dinding tembok sebagian besar mengelupas, sedangkan bagian atap dipenuhi dengan sarang laba-laba. Kondisi tersebut sangat tidak layak jika dihuni tujuh orang.

http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/202968/siswi_sman_3_surabaya_jual_ginjal.html

Tidak ada komentar