Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

5 Indikasi Politik Cinta Buta Menjelang Pemilu Serentak Pilpres 2019

Tulisan bagus, sayang klo ga di bagikan 😀

Ada 5 indikasi yang setidaknya memberikan gambaran bahwa politik cinta buta sudah berjalan. Indikasi tersebut bisa terlihat dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Kami selalu benar
Argume…

Tulisan bagus, sayang klo ga di bagikan 😀

Ada 5 indikasi yang setidaknya memberikan gambaran bahwa politik cinta buta sudah berjalan. Indikasi tersebut bisa terlihat dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Kami selalu benar
Argumentasi kelompok kami selalu benar, merupakan cara klasik yang saat ini masih terlihat asik. Tak peduli berapa banyak kebohongan nyata dan janji yang sedang dituntaskan berjalan, klaim kami selalu benar dan pihak lain yang bersebrangan pendapat salah, ini dibentuk dan diasah terus menerus. Ini kenyataan yang terjadi saat ini

2. Selain kami salah semua
Tak peduli kenyataan, sebaik apapun kelompok yang berbeda pendapat bertindak, semua itu salah. Jawabnya sederhana saja. Karena bukan kelompok kami. Sebaik apapun pihak yang berusaha mewujudkan kebaikan bersama itu tidak ada artinya. Dan sekecil apapun cela yang terjadi akan dijadikan sebuah perkara sebagai kesalahan fatal. Kenyataan yang ada seperti ini, bisa kita lihat dalam tontonan berita yang kita saksikan setiap hari, menjelang pemilu serentak, antara pemilihan wakil rakyat sekaligus pemilihan presiden dan wakilnya pada 2019.

3. Tutup mata tutup telinga
Suara yang menyatakan bahwa dalam pemerintahan sekarang ini, tak ada perubahan kemajuan begitu gencar di dengungkan. Tak peduli sekeras apapun pihak pemerintah berupaya melakukan tindakan untuk kemajuan, itu tidak ada artinya.

Bahkan, pernyataan KH Ma'ruf Amiin, Yang mengarah kepada; "Summun bukmun umyun fahum layarjiun" (QS: Al-Baqarah 18), terhadap orang yang tidak mau mendengar, bicara dan melihat kebenaran. Pernyataan inipun dipelintir dan diarahkan sebagai bentuk fisik. Padahal pernyataan ini merupakan gambaran atau kiasan terhadap mereka yang menutup pintu hatinya untuk tidak mau mendengar, bebicara untuk menyampaikan dan melihat setitik pun, sebuah kebenaran. ( Hati tuli, bisu dan buta ).
Ma'ruf Amin Tegaskan Tak Bermaksud Singgung Penyandang Disabilitas:
"Makanya dalam Al-Qur'an ada ungkapakan summun, bukmun, 'umyun. Lah itu emang kata Quran bisu, budek, buta. Apa mereka tersinggung dengan ungkapan Al-Qur'an? Enggak kan. Sebab yang dimaksud itu bukan fisik tapi hatinya," ujar Ma'ruf di rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018)

Pernyataan ini dijadikan sebagai sebuah senjata yang digunakan untuk gencar menyerang. Ini kenyataan yang terjadi di sekitar kita, kita terkadang lantang bersuara, meneriakan ini itu, tanpa mau mendengar dan melihat hingga mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Di poin ketiga ini, sebetulnya memperkuat indikasi dari poin 1 dan 2.

4. Tarik perhatian cinta buta
Yang namanya cinta buta itu, tak akan mau melihat apapun sebagai bahan pertimbangan lagi. Contoh; ketika kita menarik perhatian lawan jenis, maka semua hal, yang menebarkan pesona dikeluarkan. Semua hal yang bisa membuat target cinta terjerat, dilakukan. Tak jarang, tindak tanduk orang yang menebar pesona cinta buta kadang sangat tidak menarik dan masuk akal, menurut kita yang tidak terpengaruh pesona cinta buta.

Namun, bagi mereka yang sudah terbuai dengan itu, maka; berbeda sudut pandang cara melihatnya. Bagi yang terkena buaian cinta buta, poin pertama, lanjut ke poin kedua lalu ditambah poin ketiga, lengkap terikat seperti di poin ke-empat. Cinta butapun bergelayut menjerat memikat.

5. Yang penting menang
Keempat poin yang sudah disebut sebelumnya memiliki tujuan yaitu sebuah kemenangan. Kemenangan meraih mayoritas simpati dan suara pemilih. Banyak yang bilang ah, itu ngga ada gunanya, rakyat Indonesia sudah cerdas.

Memang betul sih sebagian sudah cerdas. Namun pada kenyataannya pengaruh pemikiran yang tertanam dari poin pertama hingga keempat itu masih ada dan mengakar kuat. Jumlahnya juga cukup banyak. Percaya atau tidak itulah yang terjadi disekitar kita. Dalam ruang lingkup keluarga kita pun terjadi perbedaan pandangan.

Contoh sederhana:
Saudara ane sendiri selalu membicarakan bahwa, pada pemerintahan kali ini tidak ada kemajuan, tidak ada perkembangan, bahkan kehidupan semakin sulit katanya. Saya pun selalu mengiyakan semua pendapatnya. Namun sedikit saja saya sampaikan gambaran perubahan sebagai berikut.

Tengoklah sekarang puskesmas, tempat kita mencari layanan kesehatan disaat kondisi kesehatan kita bermasalah. Lihatlah bentuk gedungnya, fasilitas yang ada dan cara pelayanannya, apakah ada perbedaan antara sebelum akhir tahun 2014 dan sekarang ini.

Ini cuma satu contoh. Bagi yang tinggal di Jakarta, tentu merasakan perbedaan itu. Puskesmas yang dahulunya mungkin jauh dari standar yang layak, untuk sebuah layanan yang dikelola pemerintah, kini bisa lihat dan kunjungi puskesmas terdekat dengan tempat tinggal kita. Sekedar untuk melihat lihat. Sekalian berobat, jika pikiran kita yang sedang tak sehat.

Perubahan ini terus menyebar dan diperluas, walaupun tentunya, belumlah 100% menjangkau wilayah pelosok. Namun arah perubahan itu dan berbagai jalan untuk melakukan perbaikan itu, terus dikebut dan dikerjakan.

Setelah ane beri pengertian sekilas tadi, apakah saudara ane berubah pilihan dan pemikiran. Jawabnya tidak. Alasan yang ada sangatlah sederhana sekali, karena sudah jatuh cinta kepada Paslon pilihannya. Ya gitu deh. Kembali ke soal selera. Pilihan ada ditangan masing masing.


Politik memiliki kepentingan untuk meraih kekuasaan. Dalam memilih dan menentukan arah kepada siapa yang pantas kita berikan suara kita sebagai perwakilan, kita memiliki perbedaan. Saya, salah satu simpatisan Paslon 1 dan yang lainnya juga pendukung simpatisan Paslon 2, itu adalah hak masing masing.

Perbedaan hak untuk menyampaikan pendapat ini sudah diatur oleh negara. Kita tinggal melaksanakannya saja. Perbedaan yang ada ini, biarlah tetap ada. Itu suatu anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang mesti kita ingat, walaupun kita berada dalam jutaan keragaman perbedaan, kita harus sadar kita memiliki kesamaan. Minimal sama sama manusia

sumber tulisan

Tidak ada komentar