Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Tanggapi Puisi Felix Siauw, Putri Gus Mus: Karya Abah Bukan Sekali Ini Saja Dibajak

Putri Kiai Haji Ahmad Mustofa Basri atau yang kerap disapa Gus Mus, Ienas Tsuroiya menanggapi puisi Ustaz Felix Siauw.

Pantauan TribunJakarta.com di media sosial, Instagram Ustaz Felix Siauw mengunggah sebuah puisi terkait Reuni …

Putri Kiai Haji Ahmad Mustofa Basri atau yang kerap disapa Gus Mus, Ienas Tsuroiya menanggapi puisi Ustaz Felix Siauw.

Pantauan TribunJakarta.com di media sosial, Instagram Ustaz Felix Siauw mengunggah sebuah puisi terkait Reuni 212, pada 2 Desember 2018 silam.

Ustaz Felix Siauw menuliskan jika puisi tersebut terinspirasi dari Gus Mus.

Ienas Tsuroiya lantas mengatakan bukan hanya sekali ini saja karya sang ayah 'dibajak'.

Awalnya Ienas Tsuroiya menceritakan ia mengetahui soal puisi Ustaz Felix Siauw itu dari rekannya yang mengirimkan pesan melalui Whatsapp.



"Ketika saya baru saja mendarat di Brussel Senin pagi kemarin, ada banyak pesan yang masuk di WA."

"Salah satunya berisi skrinsyut postingan IG Felix Siaw, berupa puisi tentang demi 212 dengan judul Terinspirasi Gus Mus," tulis Ienas Tsuroiya pada Kamis (6/12/2018).


Hal tersebut disampaikan Ienas Tsuroiya melalui Twitternya.

Ienas Tsuroiya mengatakan dirinya mudah mengetahui puisi Gus Mus mana yang 'dibajak' oleh Ustaz Felix Siauw.

"Tak sulit untuk menebak puisi Abah yang mana yang dibajak," tulis Ienas Tsuroiya.

Ienas Tsuroiya mengatakan saat menerima informasi itu, dirinya dalam keadaan lelah sehabis menempuh perjalanan jauh.

Hal itu menyebabkan Ienas Tsuroiya membalas semua aduan yang masuk melalui WhatsApp dengan seadanya.

"Dalam kondisi capek setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta, saya membalas pesan itu seadanyam," tulis Ienas Tsuroiya.

Ienas Tsuroiya lantas mengatakan yang mengirim aduan itu bertanya soal respon Gus Mus perihal puisi Ustaz Felix Siauw.

Ia menjelaskan kala itu hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan asal.

Ienas Tsuroiya mengungkapkan mungkin sang ayah akan enggan mengomentari permasalahan tersebut.

"Ketika pengirim pesan menanyakan pendapat Abah tentang hal itu, ya saya jawan asal saja 'paling no comment'," tulis Ienas Tsuroiya.

Ienas Tsuroiya mengaku tak ada niatan untuk membicarakan permasalahan ini dengan Gus Mus.

"Tak ada niat saya mengganggu Abah dengan bertanya pendapat beliau," tulis Ienas Tsuroiya.

Pasalnya menurut Ienas Tsuroiya puisi karya sang ayah yang memang femonemal, bukan hanya kali ini saja 'dibajak'.

"Ngapain? Puisi karya Abah yang memang fenomenal itu bukan sekali ini saja dibajak dan diubah semau-maunya," tulis Ienas Tsuroiya.


Hingga Berita Ini Diturunkan TribunJakarta.com Telah Berupaya Menghubungi Ienas Tsuroiya dan Ustaz Felix Siauw.

Bicara Soal Pembakaran Bendera di Garut, Gus Mus Sampaikan Pesan

Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin Rembang, KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus bicara soal pembakaran bendera.

Gus Mush pun meberikan pesan yang menyejukan terkait adanya insiden pembakaran bendera.

Pesan itu disampaikan Gus Mus pada Acara Mata Najwa, Rabu (31/10/2018).

Seperti diketahui sebelumnya bahwa pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat beberapa waktu jadi sorotan banyak pihak.

Tak sedikit yang menyayangkan insiden pembakaran bendera itu.

Menurut Gus Mus, pembicaraan tentang pembakaran bendera di Garut mesti dihentikan.

Sebab, kata dia, pelaku pembakar bendera telah mengakui kesalahannya.

Begitu juga dengan penegak hukum yang telah bergerak menindak lanjuti kasus pembakaran bendera itu.

"Yang melakukan sudah minta maaf, jadi sudah tak usah bicara itu lagi, pikirkan yang lebih penting," ucap Gus Mus dalam Acara Mata Najwa.

Gus Mus menjelaskan bahwa umat islam menjadi mayoritas di Indonesia.

Untuk itu, umat islam diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan demi menjadikan Indonesia sebagai tempat yang khusyu untuk beribadah hingga silaturahmi.

"Kita perlu mempelopori sebagai mayoritas, caranya, kita kembali kepada ajaran tauhid," kata Gus Mus.

Di sisi lain, Gus Mus pun mengatakan bahwa jangan samapai kebencian membuat untuk tidak berbuat adil.

Jangan sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum mendorongmu untuk tidak berbuat adil, adil lah, untuk jadikan bangsa ini tempat yang nyaman untuk beribadah dan bersilaturahmi.

Sementara itu dalam Acara Mata Najwa turut hadir sejumlah narasumber lainnya.

Di antaranya adalah Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak, dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Banser, Alfa Isnaeni.

Kemudian hadir pula Dosen UIN Ssunan Ampel Surabaya, Ainur Rofiq Al-amin dan lain sebagainya.

Sumber berita : link

1 komentar

  1. The machine solely accepts one sort of coin, and there {is solely one|is just one} profitable mixture of photographs. Originally, casinos put in slot machines as a diversion for informal gamers. Unlike conventional table games , slot machines do not require any gambling knowledge, and anybody can get in the game with a very small bet. The time period slot machine (short for nickel-in-the-slot machine) was originally also used for automatic vending machines but in the twentieth century came to refer virtually completely to gambling units. Set on a bar in a saloon or similar institution, such units attracted https://kirill-kondrashin.com/ wagering between patrons.

    BalasHapus