Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

BALSEM = Menginjak Harga Diri Bangsa...!

Carut marutnya pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi pemerintah dari kenaikan harga BBM bersubsidi, menunjukkan tidak ada pembelajaran atas situasi masa lalu saat pembagian bantuan langsung tu…


Carut marutnya pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi pemerintah dari kenaikan harga BBM bersubsidi, menunjukkan tidak ada pembelajaran atas situasi masa lalu saat pembagian bantuan langsung tunai (BLT).

"Biasa itu, sok cepat dalam menentukan kebijakan tapi amburadul," ujar pengamat kebijakan publik Andrinof Chnaiago saat dihubungi Okezone, Sabtu (29/6/2013).

Pihak kecamatan dan kelurahan serta perangkat desa, kata Andrinof, adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas kekisruhan pembagian BLSM. Sebab, dalam menghimpun data-data tidaklah berdasar pada kenyataan.

"Ada yang merasa enggak enak kalau tetangganya enggak dapat, padahal dianya pengurus kelurahan atau perangkat desa. Terus, ada juga yang memang titipan," terangnya.



“Di tahap pertama pembagian BLSM untuk kecamatan Kota Waingapu, sedikitnya ada 168 orang yang tidak berhak menerima tapi terdaftar dan bahkan telah menerima dananya. Sebagian di antaranya adalah PNS, pegawai kontrak daerah, pensiunan PNS, juga pengusaha. Bahkan ada isteri salah satu pejabat PNS yang juga terdata dan menerima BLSM,” jelas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur, Ignas Pura Tanya ketika ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Kota Waingapu.

http://news.okezone.com/read/2013/06/30/337/829610/istri-pejabat-terima-blsm-bentuk-kebijakan-amburadul

JAKARTA - Banyaknya penyimpangan yang ditemukan dalam penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dinilai sebagai kecerobohan pemerintah dalam mempersiapkan program tersebut.

Pakar Kebijakan Publik, Andrinof Chaniago menilai carut marutnya penyaluran BLSM terjadi karena pemerintah terlalu menyepelekan kesalahan yang pernah terjadi pada pembagian BLSM (dulu disebut BLT) pada tahun 2005 dan 2008.

"Tidak mengherankan jika dalam waktu singkat, pembagian BLSM sudah banyak penyimpangan yang ditemukan. Pemerintah ini sok sigap, sok cepat tapi menyepelekan kelemahan yang pernah terjadi," ujar Andrinof saat dihubungi Okezone, Minggu (30/6/2013) malam.

Menurutnya, banyaknya kriteria pemerima BLSM yang menyimpang karena kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap program pro rakyat ini.

"Ini aneh, tiba-tiba langsung dibagikan, tidak ada sosialisasi, ingin menunjukan kecakatan namun pada akhirnya ceroboh. Hanya asal mendata padahal banyak kriteria yang menyimpang. ini persiapannya lemah," ungkapnya.

Dia berharap, pemerintah membuat wadah pengaduan bagi masyarakat yang menemukan penyimpangan kriteria penerima BLSM. Selain itu, pemerintah diharap melakukan pendataan ulang pada pembagian berikutnya.

"Saya menghimbau pada masyarakat melakukan kontrol sendiri, melaporkan ada yang penyimpangan dan juga melaporkan jika ada warga yang berhak menerima BLSM tapi tidak terdata kepada ketua RT/ RW, kelurahan, kecamatan," jelasnya.
http://news.okezone.com/read/2013/07/01/339/829838/sikap-pemerintah-sepelekan-blsm-penyebab-terjadi-penyimpangan

Tentang Menginjak Harga diri bangsa, 
BLITAR - Megawati Soekarnoputri merasa malu melihat rakyat Indonesia mengantri dan berdesak-desakan demi dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Bagi Mega  , apa yang dilakukan bangsa Indonesia sama halnya menghina kehormatan diri sendiri.

"Dimana harga diri dan kehormatan kita ketika harus mengantri demi uang Rp150 ribu. Harga diri dan kehormatan kita hanya seharga Rp150 ribu. Apa jadinya jika tayangan itu dilihat bangsa asing," keluh Mega dalam orasi politik Deklarasi pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Bambang DH-Said Abdullah di Komplek Makam Proklamator RI Soekarno Kota Blitar, Sabtu (6/7/2013).

Sejak tahun 2009, saat pemerintah masih menggunakan istilah Bantuan Langsung Tunai (BLT), Mega mengaku sudah tidak sepakat dengan cara pembagian bantuan.

Ia tidak setuju dengan cara antri panerima BLSM, yang secara implisit serupa barisan peminta-minta. Kalaupun pemerintah memberikan bantuan, semestinya tidak sampai menerjunkan harga diri dan kehormatan bangsa.

"Saya disini tidak bermaksud memanas-manasi. Tapi kenapa dana yang triliunan itu tidak digunakan untuk pembangunan jalan?, pemenuhan kebutuhan air bersih? dan semua yang mendasar?" tanyanya dengan nada tinggi.

Menurut Mega, situasi sosial ekonomi rakyat Indonesia saat ini begitu ironis. Ketika rakyat melakukan antrian panjang "menjemput" BLSM, di sisi lain harga kebutuhan pokok bertengger tidak wajar.

Mega bertanya langsung mengenai harga daging, cabe, beras, jengkol dan bawang kepada sejumlah ibu-ibu simpatisan PDI Perjuangan. Dan putri Bung Karno ini mengkomparasikan dengan harga diri dan kehormatan yang tergadai. "Kehormatan dan harga diri kita setara dengan harga daging dan jengkol," ucapnya dengan keras.


http://news.okezone.com/read/2013/07/06/337/833048/mega-blsm-menghina-kehormatan-harga-diri-bangsa


Bagaimana pendapat anda? apakah setuju dengan 3 perwakilan diatas?

Tidak ada komentar