Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

Sekelumit Cerita Bandar Kunci Jawaban Ujian

Langit masih gelap. Ayam pun belum berkokok. Namun, seorang pria telah melancarkan aksinya di pagi buta itu. Empat belas tahun yang lalu, demi sebuah cap kelulusan, dirinya rela menjadi seorang bandar.

Bukan bandar togel maupun j…

Langit masih gelap. Ayam pun belum berkokok. Namun, seorang pria telah melancarkan aksinya di pagi buta itu. Empat belas tahun yang lalu, demi sebuah cap kelulusan, dirinya rela menjadi seorang bandar.

Bukan bandar togel maupun judi, melainkan bandar kunci jawaban ujian. Kala itu, tepatnya pada 2000, sebut saja Jonathan, harus rela bangun pukul 03.00 dini hari untuk mendapatkan sebuah kunci jawaban ujian sebagai penentu hidupnya.

"Saya beli soal di sebuah taman di Jakarta Selatan. Awalnya janjian, yang pegang kunci jawaban ini kakak teman saya yang kerja di kalangan pemerintahan. Waktu itu, soalnya ada P1-6," buka Jonathan kepada Okezone, Senin (14/4/2014).

Pria berperawakan tambun ini mengungkapkan, dia harus membuat janji terlebih dahulu kepada sang empunya kunci jawaban tersebut satu minggu sebelumnya.

"Janjiannya seminggu sebelum ebtanas. Waktu itu namanya masih ebtanas. Saya dikenalkan dengan senior saya. Saya jadi koordinatornya, setiap sekolah hanya boleh satu koordinator. Waktu mau ambil kunci jawaban juga antre," jelas pria berkulit hitam itu.

Jonathan menjelaskan, pada waktu itu dia membeli kunci jawaban seharga Rp200 ribu. Karena ada enam soal yang membutuhkan enam jawaban, maka dia pun membeli seluruhnya seharga Rp1,2 juta.

"Dari sana saya putar lagi. Saya jual satu bocoran soal Rp5.000 per satu kunci jawaban (bukan per mata pelajaran). Nanti dikasih sama orang itu per hari, saya juga sudah pesan secara bertahap dan request jangan benar semua jawabannya. Ketemuannya pukul 04.00 pagi, dari satu taman ke taman lain," sambung dia.

Begitu kunci bocoran sudah di tangan, Jonathan tidak menyimpan untuk dirinya sendiri. Dia pun kembali membisniskan kunci bocoran tersebut. Tiga hari sebelum ebtanas berlangsung, dirinya pun sudah melakukan "promosi" kepada mereka yang ingin lulus dengan nilai tinggi.

"Lepas bertemu dengan si penjual kunci jawaban, pukul 5 pagi saya sudah jualan. Anak-anak (teman-teman yang membutuhkan kunci jawaban) pun datang ke warung untuk mengambil fotokopian. Saya jualnya ke teman-teman yang dipercaya saja," tambah dia.

Kendati untung banyak dari penjualan "daur ulang" kunci jawaban, ternyata Jonathan membelinya dengan modal dari orangtua. "Tapi orangtua enggak tahu saya beli ini buat kunci jawaban, kan uangnya juga saya putar lagi dari jualin kunci jawaban ke teman-teman," kata dia singkat.

Dicurigai Guru

Jonathan tidak menampik, kala itu dirinya menjadi seorang bandar kunci jawaban karena ingin lulus dengan nilai memuaskan. Sang guru pun sempat mencurigai dirinya karena pada dua mata pelajaran mendapat nilai 10.

"Tapi enggak negur langsung, saya tahu dari teman. Yah, zaman itu kan enggak ketat dan gampang lulusnya," tutur dia mengenang.

Namun, akhirnya, karena jawaban soal ebtanasnya yang sempurna, maka mau tidak mau dia pun mengulang dua mata pelajaran, yakni Matematika dan bahasa Inggris.

"Karena jawabannya benar semua. Tapi saya menikmati masa-masa itu. Gara-gara jual soal, saya untung Rp2 juta dan bisa liburan. Malah saya menyumbang dana untuk jalan-jalan satu angkatan, ke sebuah pantai di Jawa Barat," pungkas dia sambil tertawa.

Tidak ada komentar