Page Nav

HIDE

Post/Page

Weather Location

News:

latest

[Cerita] Pelaku Bom Bunuh Diri ISIS di Irak Ternyata dari Lamongan

Masih ingat trio bom Bali asal Lamongan yang menggemparkan dunia pada tahun 2002? Mereka adalah tiga bersaudara Ali Amrozi, Ali Ghufron alias Muchlas, dan Ali Imron.

Dua nama pertama dieksekusi mati, sedangkan Ali Imron divonis h…

Masih ingat trio bom Bali asal Lamongan yang menggemparkan dunia pada tahun 2002? Mereka adalah tiga bersaudara Ali Amrozi, Ali Ghufron alias Muchlas, dan Ali Imron.

Dua nama pertama dieksekusi mati, sedangkan Ali Imron divonis hukuman penjara seumur hidup.

Kini, setelah 12 tahun berlalu, Lamongan kembali menjadi pergunjingan dunia. Kali ini disebabkan aksi bom bunuh diri yang dilakukan Wildan Mukhollad, anggota pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Remaja Lamongan yang bersekolah di Al-Azhar Mesir ini meledakkan diri, awal Februari lalu.

Wildan juga berasal dari kecamatan yang sama dengan trio bomber Bali. Kecamatan Solokuro merupakan sebuah kecamatan di bagian barat laut Lamongan, sekitar 30 kilometer dari pusat kota.

Mulanya, tidak ada yang tahu jati diri Wildan. Sebab, selama bergabung dengan pasukan ISIS Irak, pelajar yang dikenal cerdas itu menggunakan nama Abu Bakar Al Muhajir Al Wildan Mukhollad.

Kisah bom bunuh diri warga Lamongan itu nyaris tidak terungkap. Baru sepekan lalu kabar itu muncul seiring dengan ramainya pemberitaan ISIS di Tanah Air, dimulai dari pernyataan singkat Kepala BIN Wilayah Jawa Timur Brigjen TNI Andi Zainudin Azikin dalam koordinasi di kantor Gubernur Jatim. Brigjen Andi menyebut ada tujuh anggota ISIS asal Lamongan yang sudah ikut berperang di Irak.

Surya kemudian melakukan penelusuran ke Lamongan. Sejumlah aparat membenarkan data dari BIN itu.

Polres Lamongan mendapatkan kabar, satu di antara anggota ISIS Lamongan telah meninggal dalam bom bunuh diri di Irak.

Sayang, baik BIN maupun kepolisian sama-sama tidak membuka identitas para anggota ISIS Lamongan itu, termasuk yang disebut sudah meninggal.

Selama sepekan, Surya melakukan penelusuran dan mengumpulkan informasi. Surya kemudian menemukan identitas pelaku bom bunuh di Irak itu.

Surya juga salut dengan keluarga yang mau menerima dan bersikap sangat terbuka saat ditemui di rumahnya, di Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Lamongan.

Lokasi desa ini persis di sebelah utara Desa Tenggulun yang merupakan kampung pelaku bom Bali, Ali Amrozi.

Kakak Wildan, Muhammad In’am, mengaku tidak tahu persis cerita bom bunuh diri itu. Begitu juga tanggal persisnya. Yang pasti, keluarga mendapat kabar itu tanggal 10 Februari 2014.

In’am memperkirakan, adiknya meninggal di Irak pada awal Februari 2014. Menurut In’am, adiknya memang bercita-cita mati syahid di medan tempur, membela saudara seagama di Irak dan Suriah.

"Dia memang tidak ingin kembali ke Tanah Air," ujar In’am saat ditemui Surya di kediamannya, Senin (11/8/2014).

Berdasarkan kabar yang diterima keluarga, Wildan meninggal di sebuah kota di Irak bernama Falujah. In’am dan Wildan merupakan saudara seayah. Wildan merupakan putra bungsu dari almarhum H Amin alias Lasmin dan Fadillah.

Saat menikah, Fadillah berstatus janda yang memiliki enam anak. Wildan lahir pada 6 Januari 1995.

http://regional.kompas.com/read/2014/08/14/11470001/Pelaku.Bom.Bunuh.Diri.ISIS.di.Irak.Ternyata.dari.Lamongan.1.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

Kisah Wildan di ISIS Dimulai dari Sekolah di Mesir


Wildan Mukhollad, anggota pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Irak, ternyata adalah pemuda dari Lamongan, Jawa Timur. Menurut penelusuran Surya, Wildan berasal dari Kecamatan Solokuro, wilayah yang sama dengan daerah asal trio bom Bali, Ali Amrozi, Ali Ghufron alias Muchlas, dan Ali Imron. Sepak terjang Wildan tidak disetujui oleh keluarganya.

Kisah bergabungnya Wildan dengan pasukan ISIS dimulai ketika ia bersekolah di SMA Al-Azhar, Mesir. Dia memilih sekolah di negara yang menjadi kiblat ilmu-ilmu, selepas dari bangku Madrasah Tsnawiyah (MTS) Al-Islam, Tenggulun Solokoro, Lamongan.

Di Mesir, Wildan memiliki kakak perempuan, Nashiroh, yang lebih dulu tinggal di sana. Namun, pada 2012, Nashiroh, kakak yang tinggal di Mesir itu, kehilangan kontak dengan Wildan.

Begitu juga dengan keluarga di Lamongan, mereka kesulitan menghubungi pria yang selalu ranking satu saat bersekolah di MTs Al-Islam itu.

Tidak ada yang tahu aktivitas Wildan. Baru pada pertengahan 2012, Wildan memberi kabar kepada Nashiroh bahwa dia berada di Aleppo, Suriah.

Aleppo selama ini menjadi medan pertempuran antara tentara pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan tentara ISIS. Saat itu, berita tentang ISIS belum seheboh sekarang.


Kisah bergabungnya Wildan dengan pasukan ISIS dimulai ketika ia bersekolah di SMA Al-Azhar, Mesir. Dia memilih sekolah di negara yang menjadi kiblat ilmu-ilmu, selepas dari bangku Madrasah Tsnawiyah (MTS) Al-Islam, Tenggulun Solokoro, Lamongan.

Di Mesir, Wildan memiliki kakak perempuan, Nashiroh, yang lebih dulu tinggal di sana. Namun, pada 2012, Nashiroh, kakak yang tinggal di Mesir itu, kehilangan kontak dengan Wildan.

Begitu juga dengan keluarga di Lamongan, mereka kesulitan menghubungi pria yang selalu ranking satu saat bersekolah di MTs Al-Islam itu.

Tidak ada yang tahu aktivitas Wildan. Baru pada pertengahan 2012, Wildan memberi kabar kepada Nashiroh bahwa dia berada di Aleppo, Suriah.

Aleppo selama ini menjadi medan pertempuran antara tentara pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan tentara ISIS. Saat itu, berita tentang ISIS belum seheboh sekarang.
http://regional.kompas.com/read/2014/08/14/12113601/Kisah.Wildan.Jadi.Pelaku.Bom.Bunuh.Diri.ISIS.Dimulai.dari.Sekolah.di.Mesir.2.

Tidak ada komentar